Laman

Senin, 26 Maret 2018

TURNBACK The "Black Campaign" of Indonesian Palm Oil.

TURNBACK The "Black Campaign" of Indonesian Palm Oil.
Oleh : Andik Setyawan
(Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jember)

Masyarakat dunia sudah selayaknya "keder" (baca: was was) dan ambil posisi siaga terhadap Indonesia. Negara dengan 13,2 juta hektar lahan pertanaman Sawit dengan total produksi mencapai 20,8 juta ton pertahun (Dirjen Perkebunan RI, 2017). Membuat bangsa yg gandrung akan keadilan ini menjadi produsen dan eksportir CPO terbesar di dunia.

Crude Palm Oil (CPO) adalah produk olahan utama yg diperoleh dari Tanaman Kelapa Sawit. Minyak ini merupakan salah satu minyak nabati yang paling banyak dimanfaatkan didunia, bersanding dengan minyak nabati dari kedelai, bunga matahari dan beberapa tanaman penghasil minyak lainya.

CPO menjadi bagian penting di dalam kehidupan masyarakat dunia, produk ini menjadi bahan baku hampir di semua lini industri. Mulai dari bahan bakar (bio diesel), makanan (mie instan, minyak goreng, margarim dll), sampai dengan Gincu dan make up equipment para sista pembaca sekalian (industri kosmetik) hehe

Kelapa sawit menjadi primadona untuk memproduksi minyak nabati salah satunya karena produktivitasnya yang tinggi dan efisien bila dibandingkan dengan komoditi penghasil minyak nabati lainnya.

Supaya pembaca lbh jelas mengenai efisiensinya tanaman inj, penulis muat beberapa data berikut.
Total Luasan Minyak Lahan Nabati di dunia ada 277 ha.
Kedelai (luas lahan 122 juta ha, produksi 45,8 juta ton[Rata2 per ha = 0.4 ton]).
Bunga matahari (luas 25 juta ha, produksi 15,9 juta ton [Rata2 per ha = 0.6 ton])
🌴Sawit (luas lahan 16 juta ha, produksi 65 juta ton [rata2 per ha = 4 ton) (kaltim.tribunnews.com).

Selain dari segi kuantitas, secara kualitas minyak sawit juga baik dg beragam kandungannya yg bagus utk kesehatan. Untuk pembahasan ini, silahkan pembaca googling sendiri lebih lanjut.

Sekarang bagaimana jika primadona (kelapa sawit,red) tadi berada di Indonesia, dan anak bangsa telah mampu mengelolahnya dengan sangat baik?? Kelapa sawit menjelma menjadi penyumbang devisa negara terbesar, menciptakan hampir 3 juta lapangan pekerjaan, berkontribusi dalam upaya mengentaskan kemiskinan, memberikan jutaan tempat tinggal utk pekerja, dan manfaat baik lainnya!

Tentu ini akan menjadi ancaman bagi negara2 produsen minyak nabati dunia lainnya karena persaingan dagang, sertabmenjadi ancaman bagi negara2 penjajah yg menolak Indonesia merdeka dalam arti yang sebenarnya BERDIKARI !!

Akibatnya dimulailah strategi, penjegalan dan upaya untuk melumpuhkan industri ini, menjegal pertumbuhannya yang semakin trengginas namun tetap dengan prinsip SUSTAINABLELITY sebagaimana ISPO yang diterbitkan oleh pemerintah. Salah satu upaya penjegalan yang sudah terjadi dan saat ini masih berlangsung adalah kampanye hitam (Black Campaign) Uni Eropa yg mengeluarkan resolusi pelarangan penggunakan bio diesel berbahan CPO tahun 2021, kemudian dilansir dari salah satu portal berita online "salah satu perusahaan penerbagan di eropa mulai melarang penggunaan Avtur (bahan bakar pesawat) yang berbau CPO. Kemudian  juga disinggung isu DEFORESTRY yang jelas subjective dan kurang bisa dibenarkan apabila pembaca mau melihat lebih detail selisih luasan Sawit dengan Komoditi yang dikembangkan bangsa lain yang jauh lebih luas dari kelapa sawit seperti kedelai. Tidak cukup disana, isu lingkungan dan HAM untuk dijadikan senjata mendiskreditkan CPO.

Akibatnya, beberapa bulan terahir demand CPO ke luar negeri utamanya Eropa menurun.

Sejauh belum ada fakta yang mengungkapkan tentang beberapa hal negatif yang diisukan thd Kelapa sawit indonesia, penulis berasumsi bahwa keseluruhan isu tsb murni Trade War untuk menjegal CPO. Namun penulis juga tidak menyangsikan bahwa tentu pasti ada dampak dari kegiatan manusia apalagi industri, tinggal bagaimana Penegelolaannya. Dan menurut penulis sejauh ini korporasi produsen CPO sangat memperhatikan hal tersebut, termasuk berkaitan dengan limbah.

Tentu pembaca sekalian berhak untuk berbeda pendapat dengan penulis yang mungkin para pembaca nilai lebih pro korporasi, meskipun sebenarnya ini hati nurani he he
Karena dinamika untuk saling mengingatkan mutlak diperlukan, sbg wujud Demokrasi dan saling sayang sesama warga bangsa. Supaya sama-sama memberi kontribusi untuk pembangunan negara sesuai dg porsi masing2.

Bangsa kita hari ini telah cerdas, baik didalam pengelolaan SDA, pengawalan misal dalam melakukan kritik dan memberikan solusi. Sehingga patut kiranya, bangsa ini senantiasa berdinamika dengan sehat. Korporasi memainkan peranan sbg pelakon industri yang baik. Mengelola SDA sesuai dengan aturan yang ada, serta selalu open minded dan siap menerima masukan. Disamping itu kader bangsa lain dari golongan kritikus juga harus memposisikan dirinya sebagai pengawal yang baik. Menjegal upaya-upaya eksploitasi SDA yg membahayakan dan merugikan. tentunya dengan jalan elegan, dengan kritik yang KONSTRUKTIF bukan DESTRUKTIF atau sampai terbawa alur bangsa lain yang sedang SEMANGAT menjatuhkan negeri yg sedang menuju kejayaan ini.

Keberpihakan terhadap keinginan luruh dalam pembukaan UUD dan butir Pancasila untuk mewujudkan kesejahteraan abadi melalui Sinergitas yang baik, objective dan konstruktif antara semua element bangsa akan memunculkan power yang luar biasa.

Kalau SDA bangsa yg ndak habis di korek mulai jaman VOC ini, mulai dari Pertanian, pertambagan, kelautan dst. semakin banyak mampu dikelolah secara professional, optimal dan tetap memegang teguh prinsip ramah lingkungan oleh bangsa sendiri, kitapun perlu khawatir bahagia bahwa kedepan bangsa ini akan menjadi bangsa kaya raya dan menjadi negeri yang disegani

(Rokan Hulu, Riau 17 Maret 2018).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar